RedNote: Alternatif Baru bagi Pengguna TikTok di Tengah Ancaman Pemblokiran

Aplikasi Rednote yang menjadi pelarian Dari Bannya TIKTOK

Ilustrasi: Para pengguna TikTok mulai menjajal aplikasi RedNote sebagai alternatif (Foto: CNN Indonesia/Damar Iradat).

TikTok menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat (AS) jika perusahaan induknya, ByteDance, tidak memenuhi tuntutan divestasi sebelum batas waktu yang ditetapkan. Ketidakpastian ini telah mendorong migrasi besar-besaran pengguna TikTok ke aplikasi alternatif, salah satunya adalah RedNote. Dalam beberapa pekan terakhir, RedNote berhasil menarik lebih dari setengah juta pengguna baru, menjadikannya sorotan di tengah gejolak dunia media sosial.

RedNote: Apa dan Siapa?

RedNote, atau dikenal sebagai Xiaohongshu di China, adalah aplikasi gaya hidup yang menggabungkan fitur media sosial dengan e-commerce. Platform ini memungkinkan pengguna untuk berbagi video, foto, ulasan, dan bahkan terlibat dalam diskusi komunitas yang interaktif. Antarmukanya yang berbeda dari TikTok lebih mirip Instagram, menampilkan berbagai jenis konten secara bersamaan.

Topik yang populer di RedNote meliputi:

  • Kecantikan: Rekomendasi produk dan tips kecantikan.
  • Fashion: Inspirasi gaya berpakaian terkini.
  • Perjalanan: Dokumentasi pengalaman wisata.
  • Makanan: Ulasan kuliner dan resep.

Aplikasi ini didirikan pada 2013 oleh Miranda Qu dan Charlwin Mao, awalnya sebagai panduan belanja untuk wisatawan China. Kini, dengan lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan, RedNote menjadi salah satu platform terkemuka di negara asalnya.

Daya Tarik RedNote di Tengah Krisis TikTok

Ancaman larangan TikTok memicu fenomena “Pengungsi TikTok”, di mana pengguna AS mencari alternatif yang menawarkan fitur serupa. RedNote berhasil menarik perhatian berkat fitur-fitur berikut:

  1. Fokus pada Gaya Hidup: Berbeda dari TikTok yang mengutamakan hiburan, RedNote menonjolkan konten gaya hidup yang lebih beragam.
  2. Social Commerce: Pengguna dapat membeli produk langsung melalui platform, menjadikannya kombinasi unik antara media sosial dan e-commerce.
  3. Komunitas yang Interaktif: Diskusi yang mendalam di dalam komunitas memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna.

Selain itu, dukungan dari investor besar seperti Tencent, Alibaba, dan Sequoia China memberikan kepercayaan lebih pada potensi pertumbuhan RedNote di masa depan. Hingga 2024, aplikasi ini telah mencapai valuasi US$17 miliar dengan keuntungan diproyeksikan melebihi US$1 miliar.

Tantangan Menuju Kesuksesan Global

Meski memiliki peluang besar, ekspansi RedNote ke pasar global bukan tanpa tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Moderasi Konten: Lonjakan pengguna dari AS membutuhkan penyesuaian, termasuk alat moderasi konten berbahasa Inggris.
  • Persaingan Ketat: Dengan posisi TikTok yang kuat, RedNote perlu berinovasi untuk memenangkan hati pengguna baru.
  • Isu Geopolitik: Sebagai aplikasi asal China, RedNote menghadapi tantangan kepercayaan di pasar internasional.

Masa Depan RedNote

RedNote bukan sekadar alternatif TikTok. Dengan fokus pada konten gaya hidup, platform ini menawarkan pengalaman yang unik dan relevan bagi pengguna modern. Meskipun masih dalam tahap awal globalisasi, potensi RedNote untuk menjadi aplikasi media sosial utama cukup menjanjikan.

Apakah RedNote mampu mempertahankan momentum dan menjadi pemain global di dunia media sosial? Hanya waktu yang akan membuktikannya. Namun, satu hal yang pasti, fenomena “Pengungsi TikTok” telah membuka peluang emas bagi RedNote untuk membangun identitas baru di panggung dunia.

Bagikan:

[addtoany]